728x90 AdSpace

  • Berita Terkini

    Saturday, May 24, 2014

    Capres, Apa yang Kau Inginkan Dariku?

    Oleh Taufik Wijaya*

    CALON Presiden Indonesia, seperti Pink Floyd berteriak 1), aku pun bertanya, apa yang kau inginkan dariku? Kau dapat mengambil semuanya. Percayalah, aku tidak membenci Amerika Serikat, Arab, Cina, Jepang, Korea Selatan, Timur Tengah, Mesir, Malaysia, Australia, Singapura, juga tidak membenci tentara, politisi, tidak membenci Ahmadiyah, Syiah, Sunni, Katolik, Protestan, Hindu, Budha, NU, Muhammadiyah, pun Jawa, Bugis, Palembang, Padang, Melayu, Dayak, Suku Anak Dalam, Madura, Bali, apalagi membenci warna merah, putih, kuning, biru, hitam, dan hijau.

    Aku tidak dapat membenci, sebab kebencian bukan milikku.

    Apa yang kau inginkan dariku? Kau dapat mengambil semuanya. Darah, daging, otak, hati, rambut, kemaluan, gigi, lambung, pun air seni dan tinja. Hanya, jika kau mampu mengambilnya dari Tuhan. Sebab aku milik Tuhan, bukan milik aku, apalagi Indonesia.

    Indonesia sebuah nama yang membungkusku dengan kartu tanda penduduk, serta sejumlah pajak dan proyek pembangunan. Indonesia tidak dapat kumilki sebab hidupku di dunia, mungkin dijatahi Tuhan tidak lebih seratus tahun. Aku bukan Chairil Anwar yang ingin hidup seribu tahun.

    Indonesia juga tidak sepenuhnya mampu memiliku. Indonesia tidak mampu menghukumku karena satu hari tidak membaca Pancasila, dan diam-diam mendoakan presiden, para menteri, para pimpinan parpol, para pejabat pemerintah, para penegak hukum, diberi hukuman seberat-beratnya di dunia maupun di akhirat, sebab telah mengambil fungsi dan hak Tuhan.

    Indonesia mungkin mampu memarahiku, memfitnahku, mengatakan aku sesat, kufur, keras kepala, sesat, sombong, teroris, buyan, lalu menerorku, memenjarakanku, dan membunuhku, tapi tidak mampu memiliku seperti hak Tuhan. Tuhan yang memiliki kitabnya, bukan manusia memiliki kitab Tuhan.

    Apa yang kau inginkan dariku? Kau dapat mengambil semuanya. Bahkan, kata Pink Floyd, kau dapat terbang, bermimpi atau berjalan di atas air. Kau dapat memiliki apa yang kau lihat. Tetapi, jangan kau salahkan aku, jika kau kehilangan diri saat menghadapi sebuah cahaya Tuhan.

    Hey...calon Presiden Indonesia, seperti Pink Floyd menyapa 2), aku ingin menyapamu. Di luar sana begitu dingin, hidup kian menjadi tua dan kesepian. Dan, mampukah kau mengubur cahaya, dan membuat kami menyerah begitu saja tanpa sebuah perlawanan. Atau, kau mampu membantu kami membawa batu yang kian membesar ini? Seperti hal yang berulang kali aku teriakan, kami hanya dapat menggergaji batu, merebus batu, atau menggoreng batu.

    Calon Presiden. Tembok ini terlalu tinggi. Dan aku percaya kau tidak dapat melihat aku. Dan aku percaya kau tidak dapat membebaskan aku. Aku terkurung padang pasir, padang rumput, sampah, limbah, sebab jutaan hektar hutanku telah dihabisi ribuan perusahaan penambangan batubara, perkebunan sawit, penambangan emas, timah, dan migas.

    Tiap manusia terkurung tembok tinggi. Truk-truk berjatuhan dari langit. Lumpur-lumpur meluap dari dalam tanah. Menimbun para buruh, petani, dan anak yatim. Dan,  sesungguhnya di luar sana, kau melakukan apa yang telah diperintahkan. Dan kau hanya mengutip sedikit ajakan Pink Floyd, “Together we stand, divided we fall”.

    CALON Presiden Indonesia, apa yang kau inginkan dariku? Kau dapat mengambil semuanya. Termasuk suaraku. Sebab suaraku, seperti rintihan Simon & Garfunkel 3), aku berjalan dengan seribu orang lebih, berbicara tanpa suara, dan mendengarkan tanpa didengarkan.

    Tidak heran, setiap malam, sebagai mlik Allah aku hanya mampu membangun Indonesia dengan semangat Leo Kristi, “Sambut dengan satu kata: Merdeka!“ 4). Tapi aku pun sadar, “padi-padi telah kembang. Ani-ani seluas padang, roda giling berputar-putar siang malam tapi bukan kami punya. 5)
    Sungguh, calon Presiden Indonesia, apa yang kau inginkan dariku? Kau dapat mengambil semuanya. 

    Aku tidak membencimu. Apalagi mengatakan kau sesat, kafir, kejam, atau buyan. Kebencian bukan milikku.

    Hanya, aku milik Tuhan, dan terus menggergaji batu, merebus batu, serta menggoreng batu. Dan, sesekali mendengarkan puisi yang gagal dibacakan anakku Che:

    Sebenarnya saya berhenti menggergaji batu. Saya menelan batu, Bos. Sebab bukan lagi 63 anak sungai dan 2.300 jenis ikan. Kebutekan air membuat semua penuh lumut, lumpur, serta anak-anak tangga di mulut. Istri saya yang terus menggergaji batu.

    Ceritanya bermula kita bergulingan di kamar mandi, Bos. Penis saya meluncur di lantai berlumut dan pesing, bagai kecemasan menusuk dada sehabis menonton ibu dimakan anaknya di televisi. Lalu, katamu, Bos, jangan ulangi pertemuan ini. Saya bagai jas hitam dibungkus beribu-ribu kondom, dan papan nama kantor saya dijepit pahamu. Bos, saya berhenti menggergaji batu. Berhenti... 

    *Pekerja budaya



    Catatan:

    1)       What Do You Want From Me (Pink Floyd)
    2)       Hey You (Pink Floyd)
    3)       Sound Of Silence (Simon & Garfunkel)
    4)       Nyanyian Tanah Merdeka (Leo Kristi)
    5)       Salam dari Desa (Leo Kristi)


    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 comments:

    Post a Comment

    Item Reviewed: Capres, Apa yang Kau Inginkan Dariku? Rating: 5 Reviewed By: r3nc0n9
    Scroll to Top