728x90 AdSpace

  • Berita Terkini

    Friday, May 30, 2014

    Gua Maria Padang Bulan, "Lourdes Van Lampung"

    Christian Heru Cahyo Saputro

    Patung Bunda Maria di kompleks wisata Padang Bulan (Foto Christian Heru)

    ANDA  ingin berziarah ke Gua Maria ?  Kalau kantong cekak,
    tak meski harus jauh-jauh  ke Lourdes di Prancis. Gua Maria Padang Bulan, Kabupaten Pringsewu, Lampung,  bisa dijadikan salah satu destinasi pilihan wisata ziarah Anda.

    Gua Maria yang menyandang nama Maria Perempuan Untuk Semua Manusiaini sering dijuluki para peziarah Lourdes Van Lampung karena tak kalah indahnya dengan Lourdes yang asli di Perancis. Jadi, tak bakalan menyesal kalau menjadwalkan Gua Maria Padangbulan menjadi tujuan wisata ziarah Anda mendatang.

    Lourdes di Perancis adalah destinasi wisata ziarah umat katolik paling terkenal di dunia. Tempat ziarah Gua Maria Lourdes diyakini umat katolik merupakan  petilasan  penampakan bunda Maria.

    Berziarah bagi umat katholik  merupakan salah satu ungkapan devosi kepada bunda Maria. Umat Katholik meyakini devosi kepada Maria merupakan jalan dalam mengungkapkan, menghayati, merenungkan, serta mendekatkan diri kepada Allah.

    Di Indonesia juga banyak destinasi wisata ziarah umat katholik salah satunya adalah Gua Maria, Padang Bulan, Pringsewu, Lampung. Di kawasan ini Anda bisa retreat dan tetirah menggembalakan rohani yang lelah di dera kehidupan hedonisme.


    Muasal Padang Bulan

    Padangbulan--dalam bahasa Jawa  berarti terang bulan-- adalah nama sebuah desa berbukit di wilayah Kelurahan Pajaresuk, Kecamatan Pringsewu, Kabupaten Tanggamus. Dalam struktur Gereja, Padangbulan termasuk di dalam wilayah Paroki Santo Yusuf, Pringsewu.

    Jarak Padangbulan dari kota Pringsewu sekitar tiga kilometer saja. Keistimewaan tempat ini yakni alami, masih banyak pepohonan besar yang dipertahankan sehingga jauh dari polusi udara dan kebisingan jalan raya. Selain itu, di sekitarnya masih banyak sawah-sawah yang produktif, sehingga menambah keasrian pemandangan yang hijau segar di musim tanam dan kuning melambai bila musim panen tiba.

    Menurut sejarahnya, desa Padangbulan dibuka sekitar tahun 1930-an ole Pemerintah Belanda dengan program kolonisasi istilah sekarang transmigrasi. Di daerah ini ketika itu cukup banyak bermukim umat katholik. Mereka ini adalah orang-orang katholik yang aktif.

    Kegiatan peribadatan dan juga kerohaniannya cukup semarak. Hari Minggu menjadi Hari Tuhan yang dikhususkan. Jumat pertama menjadi hari kebaktian Hati Kudus yang dihidupi. Maka tak mengherankan bila waktu itu keguyuban jemaat dan keakraban dalam masyarakat sungguh sangat terasa.

    Persitiwa yang terjadi pada tahun 1948, merupakan titik penting sejarah Padangbulan. Ketika itu Agresi Belanda Kedua. Terjadilah ketegangan antara pemerintah Indonesia dengan pemerintah Belanda yang membonceng NICA untuk kembali menguasai Indonesia. Perundingan demi perundingan diupayakan, namun akhirnya terjadi clash yang tak terselesaikan.

    Belanda menyerbu daerah Lampung termasuk juga Pringsewu. Pringsewu sebagai pusat misi menjadi fokus perhatian. Pastor Padmoseputro Pr. sebagai Pastor Paroki pada waktu itu, mengajak umat katolik meninggalkan Pringsewu. Sikap ini untuk memperlihatkan kalau Gereja Katolik merupakan bagian integral bangsa Indonesia; Selain itu juga, Gereja tidak mau bekerja sama dengan tentara Belanda yang menyerbu Pringsewu untuk menjajah kembali.

    Padahal Gereja tidak mendapatkan hambatan sama sekali dari Belanda pada waktu itu. Namun seandainya tidak meninggalkan Pringsewu, tentu saja akan meneguhkan kedudukan Belanda. Mereka dapat saja beranggapan bahwa Gereja Katolik tidak berkeberatan terhadap agresi tersebut.

    Atas saran umat di Padangbulan, pada tahun 1949, pastor, suster, guru-guru, anak-anak asrama juga umat katolik Pringsewu diminta mengungsi ke Padangbulan agar dekat dengan tentara Indonesia. Saran yang baik itu ditanggapi secara positif. Mereka diterima oleh keluarga Prawirodikromo, Martodiharjo, Kariyopawiro, Cokrorejo, dan  Renosentoso.
    Sedangkan tentara Indonesia berada di seberang Sungai Way Semah. Karena jarak yang dekat ini, pada malam hari sering kali mereka menemui Romo Padmo untuk meminta saran dalam menghadapi situasi saat itu. Demikian juga dengan para pejuang yang terluka, sering kali mereka meminta pengobatan kepada para suster.

    Situasi pengungsian tidak menghentikan kegiatan Gerejani dan karya para suster. Romo Padmo telah merintis Seminari Kecil sejak di Pringsewu  walau hanya ada beberapa murid saja. Ketika itu beliau mendirikan SMK (Sekolah Menengah Katolik
    Pada masa pengungsian, siswa-siswi ini ikut juga mengungsi. Mereka tetap dibina, walau dengan sarana apa adanya. Dari seminari itulah dihasilkan dua orang gembala umat, yakni Mgr. Andreas Henrisoesanta, SCJ kini menjabat Uskup Tanjungkarang dan Pastor Abdiputraraharja, SCJ.

    Para suster membuka poliklinik darurat. Karya tersebut masih terus berkembang walaupun tidak lagi dilakukan di Padangbulan. Di kemudian hari, para seminaris Lampung bergabung dengan seminaris Palembang di Seminari Santo Paulus, Palembang. Sekolahan katholik ini  berkembang di Pringsewu hingga sekarang ini.

    Ritual Jalan Salib

    Prosesi Jalan Salib di Gua Wisata Padang Bulan di Kabupaten Pringsewu, Lampung. (Foto: Christian Heru C. Saputro)
    Kompleks wisata Ziarah Gua Maria Padangbulan berada di kawasan bukit yang menghijau. Jadi setelah beribadah di depan gua Maria, Anda bisa mengikuti prosesi jalan salib. Rute yang dijalani dari stasi ke stasi merupakan jalur yang mendaki dan menurun di kawasan yang rimbun pepohonan. Dalam kekhusukan ibadah tak terasa Anda menikmati jungle track yang menyehatkan. Sekali melangkah dua tujuan tergapai sehat rohani dan jasmani.

    Di dekat Gua Maria ini mengalir sungai kecil, selain itu juga terdapat sumur (sendang) yang tak pernah kering walau musim kemarau panjang. Warga sekitar sering mengambil air untuk kebutuhan keseharian jika musim kemarau tiba.

    Kawasan Gua Maria Padang Bulan Fajar lokasinya berada di daerah perbukitan  yang menghijau. Kawasan ini bak oase  untuk mendamaikan hati dan menenangkan pikiran  setelah lelah dihantam kesibukan kerja.

    Gua Maria Padangbulan ini biasanya ramai dikunjungi para peziarah pada bulan Mei – Oktober yang ditabalkan umat katholik sebagai bulan Maria. Kalau pada bulan-bulan lainnya, biasanya pada tiap hari Sabtu dan Minggu Gua Maria Padangbulan juga dikunjungi para  peziarah yang beribadah.

    Dimana Menginap
    Bila peziarah bersama rombongan sekaligus melakukan  retreat bisa menginap di Wisma retreat yang berada di kawasan komplek ini. Rumah retreat La Verna yang dikelola Suster-suster Fransiskanes dari Santo Gregorius Martir (FSGM) yang berdiri sejak 19 Agustus 1984.

    Sedangkan yang ingin tinggal dan bermalam bisa di Bandar Lampung. Banyak pilihan hotel dari kelas melati hingga hotel berbintang. Atau Anda  juga bisa memilih hotel dan menginap di kota Pringsewu atau di Gisting, Tanggamus  ”puncak”nya Lampung .  

    Trip Menuju Padang Bulan

    Gua Maria Padang Bulan - Pringsewu, Lampung , letaknya sekira 35 kilometer, arah barat kota Bandar Lampung, atau sekitar 3  km dari kota Pringsewu arah Kabupaten . Tanggamus disebelah kanan jalan.

    Sebuah sumur di dalam Gua Maria dengan air yang tidak pernah kering. (Foto: Christian Heru)
    Bila menggunakan kendaraan umum para peziarah dari Jakarta bisa naik Bus Damri dari Stasiun gambir menuju Lampung. Turun di Stasiun KA Tanjung Karang, kemudian ganti angkutan angkot  menuju terminal Rajabasa. Setelah itu melanjutkan dengan bus jurusan Kota Agung, turun di Pringsewu, tepatnya di pangkalan ojek fajar esuk, kemudian dilanjutkan dengan berjalan kaki sekitar 200 meteran

    Peziarah yang menggunakan kendaraan pribadi atau rombongan, dari pelabuhan Bakauheni menuju ke arah kota Tanjung Karang melewati bundaran Sukarno-Hatta, ada pertigaan belok kanan menuju Jl. Pramuka sampai di terminal kecil Kemiling belok kanan menuju Pringsewu dan melewati Pasar Gedungtataan, Pasar Gadingrejo sampai di pasar Pringsewu ke arah Kabupaten Tanggamus sekitar 3km dari lampu lalulintas Pringsewu belok kanan menuju lokasi Gua Maria Padangbulan.

    Bila ke Lourdes bisa membawa oleh-oleh air suci yang diyakini punya mujizat untuk penyembuhan. Bila Anda berziarah ke Gua Maria Padangbulan juga bisa membawa oleh-oleh  Air Kerawang yang mengandung mineral tinggi juga berguna bagi kesehatan.

    Sebaiknya sebelum pulang,  Anda bisa mampir ke Desa Kerawang di Ambarawa disini bisa dibeli air kesehatan yang diambil oleh masyarakat setempat dari sumur-sumur di kawasan tersebut konon karena mengandung mineral yang tinggi baik bagi kesehatan. Bahkan air produksi dari beberapa sumur sudah memiliki sertifikasi dari Dinas Kesehatan setempat.


    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 comments:

    Post a Comment

    Item Reviewed: Gua Maria Padang Bulan, "Lourdes Van Lampung" Rating: 5 Reviewed By: r3nc0n9
    Scroll to Top