Anton Dwisunu Hanung Nugrahanto
Dalam mitologi Jawa, nomor dua selalu diartikan sebagai pemegang kekuasaan sesungguhnya. Karena itu raja-raja Jawa, entah kenapa, bila terjadi perang suksesi selalu anak nomor dua yang menang.
Seperti, Sultan Trenggono putera kedua Raden Patah mendapatkan tahta Demak setelah intrik dengan Pangeran Kinkin atau Pangeran Sekar Sedo ing lepen.
Raden Mas Rangsang adalah anak nomor dua dari Panembahan Sedo ing Krapyak. Dia yang jadi pemenang dan melawan Pangeran Purboyo dari Madiun.
Lalu ada juga Adipati Anom, yang kelak jadi Amangkurat II. Begitu juga Pangeran Mangkubumi yang kelak bergelar Sri Sultan Hamengkubuwono I adalah anak nomor dua.
Mitologi nomor dua juga tumbuh dalam trah Bung Karno. Bung Karno adalah anak kedua, dan Bu Megawati juga anak kedua.
Inilah kenapa dulu, Suharto pada tahun 1971 memilih kekuatan politik sipil resminya, yaitu Golongan Karya dengan nomor dua .
Konsepsi nomor dua dalam khasanah Jawa adalah pusaran, titik timbang dan titik temu. Dari sanalah kekuasaan itu bermula.
Entah kenapa ndilalah, kok Jokowi dapat nomor urut dua.
*) Anton Dwisunu Hanung Nugrahanto adalah pemimpin redaksi Kluget.com. Tulisan ini merupakan status pada facebooknya, Minggu (1/6)
0 comments:
Post a Comment