Bambang Satriaji/Teraslampung.com
JAKARTA – Pecahnya dukungan bagi capres di internal Partai Golkar membuat ketua DPP Partai Golkar Aburizal Bakri (ARB) pusing.
ARB yang semula agak keder menindak para kader muda potensial yang membelot dengan mendukung capres-cawapres Jokowi-Kalla dalam Pemilu Presiden 9 Juli mendatang, kini mulai menunjukkan sikap tegas. Sikap itu terutama setelah ada sinyal dukungan dari Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar, Akbar Tanjung.
“Kader-kader yang tidak sehaluan dengan partai besok (hari ini, 22/5) akan dikumpulkan,: kata Akbar Tanjung, Rabu malam (21/5).
Menurut Akbar, para kader-kader pembangkang tersebut akan dikumpulkan oleh ARB. "Saya sudah menelepon Pak Aburizal Bakri supaya mengundang mereka yang punya pandangan yang berbeda dengan partai (yang menolak keputusan dari DPP yang mendukung Prabowo-Hatta)," kata Akbar.
Akbar berharap pada pertemuan nanti akan ada komunikasi yang baik sehingga para kader yang dianggap membangkang itu paham dengan alasan partai mendukung Prabowo-Hatta.
Menurut Akbar, seluruh kader i Golkar seharusnya mengikuti keputusan partai dalam menyikapi Pilpres. Apalagi, kata dia, Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) VI Partai Golkar sudah memberikan mandat penuh kepada ARB untuk menentukan mitra koalisi dalam Pilpres.
"Seharusnya, sebagai seorang kader dari partai, memang harus mengikuti putusan organisasi, apalagi putusan itu ditetapkan dalam forum tinggi. Bila ada kader yang punya sikap, tentunya harus menjelaskan mengapa bersikap beda. Nanti akan ada kesimpulan," kata dia.
Sebelumnya, beberapa kader muda Partai Golkar me telah menyatakan secara terang-terangan menolak mengikuti keputusan DPP yang mendukung Prabowo-Hatta. Mereka justru lebih memilih untuk mendukung pasanga Capres-Cawapres yang lainnya, Jokowi-jK.
Mereka antara lain Ketua Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Partai Golkar Indra J Pilliang, Ketua DPP Partai Golkar Agus Gumiwang, dan Poempida Hidayatulloh.
Setidaknya ada 30 kader muda Golkar tergabung dalam Forum Paradigma Gerakan Muda Indonesia (FPGMI) menolak keputusan Ketum Golkar dan beralih ke duet Jokowi-JK. Menurut mereka, keputusan Ketum Golkar Aburizal Bakrie (Ical) melanggar aturan. Mereka lebih yakin untuk memilih JK karena dianggap sebagai kader tulen.
Sekjen Partai Golkar Idrus Marham mengatakan, pada Kamis (22/5) DPP Golkar akan menggelar rapat pleno Golkar untuk menjelaskan kebijakan dan pertmbangan memilih berkoalisi dengan Partai Gerindra untuk mendukung pencapresan Prabowo Subianto.
Idrus berharap para kader yang tidak sehaluan dengan keputusan ketua DPP Partai Golkar untuk hadir pada rapat pleno sehingga semua persoalan menjadi jelas..
“Saya yakin mereka akan memahami dan mereka akan memberikan dukungan terhadap kebijakan partai Golkar,” kata dia.
JAKARTA – Pecahnya dukungan bagi capres di internal Partai Golkar membuat ketua DPP Partai Golkar Aburizal Bakri (ARB) pusing.
ARB yang semula agak keder menindak para kader muda potensial yang membelot dengan mendukung capres-cawapres Jokowi-Kalla dalam Pemilu Presiden 9 Juli mendatang, kini mulai menunjukkan sikap tegas. Sikap itu terutama setelah ada sinyal dukungan dari Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar, Akbar Tanjung.
“Kader-kader yang tidak sehaluan dengan partai besok (hari ini, 22/5) akan dikumpulkan,: kata Akbar Tanjung, Rabu malam (21/5).
Menurut Akbar, para kader-kader pembangkang tersebut akan dikumpulkan oleh ARB. "Saya sudah menelepon Pak Aburizal Bakri supaya mengundang mereka yang punya pandangan yang berbeda dengan partai (yang menolak keputusan dari DPP yang mendukung Prabowo-Hatta)," kata Akbar.
Akbar berharap pada pertemuan nanti akan ada komunikasi yang baik sehingga para kader yang dianggap membangkang itu paham dengan alasan partai mendukung Prabowo-Hatta.
Menurut Akbar, seluruh kader i Golkar seharusnya mengikuti keputusan partai dalam menyikapi Pilpres. Apalagi, kata dia, Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) VI Partai Golkar sudah memberikan mandat penuh kepada ARB untuk menentukan mitra koalisi dalam Pilpres.
"Seharusnya, sebagai seorang kader dari partai, memang harus mengikuti putusan organisasi, apalagi putusan itu ditetapkan dalam forum tinggi. Bila ada kader yang punya sikap, tentunya harus menjelaskan mengapa bersikap beda. Nanti akan ada kesimpulan," kata dia.
Sebelumnya, beberapa kader muda Partai Golkar me telah menyatakan secara terang-terangan menolak mengikuti keputusan DPP yang mendukung Prabowo-Hatta. Mereka justru lebih memilih untuk mendukung pasanga Capres-Cawapres yang lainnya, Jokowi-jK.
Mereka antara lain Ketua Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Partai Golkar Indra J Pilliang, Ketua DPP Partai Golkar Agus Gumiwang, dan Poempida Hidayatulloh.
Setidaknya ada 30 kader muda Golkar tergabung dalam Forum Paradigma Gerakan Muda Indonesia (FPGMI) menolak keputusan Ketum Golkar dan beralih ke duet Jokowi-JK. Menurut mereka, keputusan Ketum Golkar Aburizal Bakrie (Ical) melanggar aturan. Mereka lebih yakin untuk memilih JK karena dianggap sebagai kader tulen.
Sekjen Partai Golkar Idrus Marham mengatakan, pada Kamis (22/5) DPP Golkar akan menggelar rapat pleno Golkar untuk menjelaskan kebijakan dan pertmbangan memilih berkoalisi dengan Partai Gerindra untuk mendukung pencapresan Prabowo Subianto.
Idrus berharap para kader yang tidak sehaluan dengan keputusan ketua DPP Partai Golkar untuk hadir pada rapat pleno sehingga semua persoalan menjadi jelas..
“Saya yakin mereka akan memahami dan mereka akan memberikan dukungan terhadap kebijakan partai Golkar,” kata dia.
0 comments:
Post a Comment