Kelompok seni Ludruk Karya Budaya Mojokerto (ist) |
MALANG, Teraslampung.com - Kelompok kesenian Ludruk Karya Budaya (LKBM) Kota Mojokerto menggelar rangkaian kegiatan seni untuk memperingati 45 tahun kiprahnya di dunia kesenian tradisi.
Selain peluncuran dan bedah buku "Mbeber Urip" karya Cak Edy Karya dan Kidungan Jula-Juli selama 12 jam nonstop, pada Rabu malam (28/5) juga digelar pementasan ludruk berjudul “Keris Tunjung Biru”, di Taman Krida Budaya Jawa Timur, di Kota Malang. Lakon yang disutradarai Mijil Pawestri itu bersumber dari cerita rakyat Jawa.
Ratusan penonton pun antusiss menyaksikan pertunjukan berdurasi sekitar dua jam itu.Penonton tidak hanya berasal dari Malang, tetapi juga dari beberapa daerah kabupaten dan kota lain di Jawa Timur.
Selain ketoprak dan wayang kulit, ludruk merupakan kesenian tradisional yang sudah lama mengakar dalam masyarakat Jawa Timur. Pada awal pertunjukan biasanya akan ditampilkan tarian Remo.
Pentas tari pada acara bedah buku. (ist) |
“Kami akan terus setia mementaskan ludruk dengan kisah-kisah rakyat,” kata Eko Edy
Bahasa yang dipakai pun juga bahasa sehari-hari. Diselingi dengan aneka humor yang segar, membuat ludruk menjadi tontotan disukai masyarakat Jawa Timur.
Eko Edy mengatakan kelompok kesenian Ludruk Karya Budaya Mojokerto lahir pada 29 Mei 1969. Selama puluhan tahun berkiprah di dunia seni tradisiional, kelompok Ludruk Karya Budaya Mojokerto sudah mendapatkan banyak mendapatkan perhargaan.
0 comments:
Post a Comment