PRINGSEWU--Pada suatu malam, ketika Hasan sedang mengoreksi hasil tugas-tugas yang diberikan kepada siswanya, ia tertidur di kursi kerjanya dan selanjtunya bermimpi ada tiga siswanya yang sudah lulus menjadi berandalan ingin membunuhnya dengan alasan khotbah-khotbahnya dahulu di sekolah menjadikan hidup mereka saat ini sengsara.
Guru Hasan yang bermimpi buruk hendak dianiaya beberapa muridnya ditampilkan secara visual melalui dua layar LCD proyektor di samping kanan kiri panggung depan penonton.
Diakhir pementasan, guru Hasan yang diperankan Haykal M Nur menyeru para murid-muridnya yang hari itu datang ke rumahnya untuk berlaku sebagaimana guru yang bekerja untuk ibadah: “Jangan menjadi pejabat-pejabat yang suka korupsi!”
Itulah penggalan adegan pentas Teater Lotus yang membawakan yang membawakan karya sastrawan Yogyakarta Hamdy Salad berjudul "Tak Ada Bintang di Dadanya", di aula SMPN 1 Gadingrejo, Selasa (3/12).
Pentas tanpa tiket berlangsung di aula SMPN 1 Gadingrejo itu memukau audiens. Gedung berukuran sekitar 10 x 30 meter tersebut disesaki penonton yang juga diajak menilai aksi panggung para mahasiswa itu.
Kriteria penilaian bagi 27 mahasiswa yang menampilkan kisah guru Hasan itu meliputi teknik muncul, ekspresi, dialog, intonasi, diksi, kostum dan make up, musik, properti, tema realitis, dan impresi.
Pementasan gratis itu mendapatkan sambutan positif dari penonton. Sejumlah guru berharap pementasan teater bisa lebih sering digelar di Pringsewu agar bisa meningkatkan apresiasi siswa.
Fauzan, staf pengajar mata kuliah Bahasa Indonesia Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Kabupaten Pringsewu,menilai para mahasiswanya sudah bisa membawakan lakon dengan baik.
"Dengan segala kekurangan, pentas anak-anak kemarin Selasa (3/12) bagus. Mahasiswi yang berperan sebagai anak SMA sesuai, artinya riil yang digambarkan bagus," ujar Fauzan, di Pringsewu Rabu (4/12).
Menurut Fauzan pentas teater ialah suatu proses panjang, kerja kolektif, dan membutuhkan ketekunan. “Kami turut bangga karena para mahasiswa berhasil melewati serangkaian proses pembelajaran dengan baik,” ujarnya.
Selain Fauzan sejumlah pengajar dan pelajar di daerah yang dipimpin Bupati Sujadi Sadat juga mengapresiasi positif pentas Teater Lotus STKIP Muhammadiyah itu.
Sriyani, pengajar Bahasa Indonesia SMPN 1 Gadingrejo, mengatakan pesan moralnya pementasan itu bagus.
"Sampai ke audiens. Untuk tingkat mahasiswa, saya kira pentas tersebut sudah bagus," ujar dia.
Sriyani dan sejumlah guru lain yang menyaksikan pentas itu berharap sering ada acara seperti itu sehubungan bagus untuk memotivasi mengenai pemahaman akan nilai-nilai kehidupan.
"Saya bertambah pengalaman, selain itu mendapat pelajaran tersendiri dari pentas ditampilkan," ujar pelajar kelas 8 SMPN 1 Gadingrejo Pringsewu, Muhammad Faiz Kahendra.
Penulis: Wikan Filasufia
0 comments:
Post a Comment