Bandarlampung, Teraslampung.com -Pantas saja pelayanan puskesmas di Bandarlampung kurang baik. Sebab, seluruh puskesmas di Kota Tapis Berseri kekurangan tenaga kerja sukarela (TKS). Penyebabnya, adanya pemekaran kelurahan dan kecamatan.
Informasi itu terungkap dalam rapat koordinasi satuan kerja di ruang Semergou Pemkot Bandarlampung. Dalam rapat itu, Sekretaris Dinas Kesehatan (Diskes) Bandarlampung Amran mengeluhkan kekurangan TKS yang ditempatkan di tiap puskesmas yang ada di kota ini.
Agar pelayanan puskesmas baik, Amran meminta kepada Wali Kota Herman H.N. menambah TKS untuk mengisi formasi bidan dan perawat pada masing- masing pusat kesehatan kelurahan (puskeskel). Karena dengan adanya pemekaran, secara otomatis bidan dan perawat yang ada di puskeskel berkurang.
’’Idealnya kan jumlah tenaga medis untuk setiap puskeskel tiga orang. Terdiri satu bidan dan dua perawat. Nah gara-gara pemekaran ini, bidan dan puskeskel berkurang. Makanya kami minta sama Pak Wali untuk menambah bidan dan perawat,” ungkap Amran kemarin.
Untuk melakukan penambahan tersebut, lanjut dia, Diskes akan terlebih dahulu mendata dan berkoordinasi dengan pemkot. Sebab, penambahan tenaga medis tentu memerlukan anggaran untuk pembayaran honor.
’’Kami akan koordinasikan dahulu. Kan semuanya butuh anggaran. Kami belum membuat draf perencanaan terkait penambahan tenaga medis ini. Tetapi jika dibutuhkan, secepatnya kami siapkan,” katanya.
Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Herman H.N. meminta Diskes segera mengangkat tenaga medis sesuai kuota yang dibutuhkan. Sebab, tenaga medis sangat penting untuk kesejahteraan masyarakat, khususnya di bidang kesehatan.
’’Diskes harus cepat mengisi kekosongan ini. Paling tidak, dua perawat satu bidan untuk tiap kelurahan, Pemkot Bandarlampung membutuhkan sedikitnya 80 tenaga medis,” katanya.
Herman menambahkan, pihaknya meminta puskemas untuk tidak mengabaikan pasien miskin yang terdaftar dalam program jamkesda. Karena hingga saat ini masih saja ditemukan adanya pasien miskin yang mengeluh ditarik dana ketika berobat di puskesmas.
’’Saya sempat baca di koran, ada pasien miskin yang mengeluh masih ditarik dana ketika berobat di PRI (Puskesmas Rawat Inap) Satelit. Sekali lagi, saya tegaskan, jangan pernah menarik dana kepada masyarakat miskin. Puskesmas nantinya tetap dibayar, tetapi yang membayar APBD,” ucapnya.
Gejala Flu Paling Dominan
Sementara dari hasil data surveillance terpadu penyakit berbasis puskesmas sepanjang 2013 diketahui, nasopharyngitis akut (common cold) atau gejala flu adalah penyakit yang paling dominan menyerang warga Bandarlampung.
Dari data itu, tercatat hingga Juni ada sekitar 10 penyakit yang paling mendominasi menyerang warga Bandarlampung. Yaitu nasopharyngitis akut (common cold), faringitis akut, febris/demam, hipertensi, dispepsia (gangguan fungsi lambung), gastritis, diare dan gastroenteritis, rheumatoid atritis, dermatitis kontak, serta cephalgia.
Dari sepuluh penyakit itu, kasus terbanyak adalah penyakit nasopharyngitis akut (common cold), yakni dengan jumlah kasus sebanyak 70.796. Disusul faringitis akut dengan jumlah penderita sebanyak 17.409 orang (selengkapnya lihat grafis, Red).
Sekretaris Diskes Bandarlampung Amran mengatakan, tiga bulan sekali, pihaknya telah memerintahkan setiap puskesmas yang ada di Bandarlampung untuk melaporkan penyakit yang menyerang warga. Sehingga pihaknya dapat mengantisipasi penyakit yang menyerang tersebut.
’’Laporannya tiap tiga bulan. Nanti kami rekapitulasi dan di situ kelihatan mana saja penyakit yang paling banyak menyerang,” ujarnya kemarin.
Pada 2012, imbuh Amran, nasopharyngitis akut (common cold) masih mendominasi penyakit yang menyerang warga Bandarlampung dengan jumlah penderita sebanyak 70.973 orang dan tahun 2011 berjumlah 182.260 orang.
’’Kalau yang paling sedikit di antara sepuluh penyakit ini pada 2013 chapalgia yaitu 6.260 penderita, tahun 2012 dermatitis kontak sebanyak 6.305, dan 2011 mialgia sebanyak 11.702,” jelasnya.
Dia menambahkan, untuk mengurangi serangan penyakit tersebut, pada tahun yang akan datang pihaknya akan meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat tentang penyakit itu.
’’Kita buat sosialisasi mengenai pola hidup bersih sehingga dapat mengurangi jumlah penderita penyakit-penyakit yang akan menyerang warga Bandarlampung,” pungkasnya. (rdl)
Informasi itu terungkap dalam rapat koordinasi satuan kerja di ruang Semergou Pemkot Bandarlampung. Dalam rapat itu, Sekretaris Dinas Kesehatan (Diskes) Bandarlampung Amran mengeluhkan kekurangan TKS yang ditempatkan di tiap puskesmas yang ada di kota ini.
Agar pelayanan puskesmas baik, Amran meminta kepada Wali Kota Herman H.N. menambah TKS untuk mengisi formasi bidan dan perawat pada masing- masing pusat kesehatan kelurahan (puskeskel). Karena dengan adanya pemekaran, secara otomatis bidan dan perawat yang ada di puskeskel berkurang.
’’Idealnya kan jumlah tenaga medis untuk setiap puskeskel tiga orang. Terdiri satu bidan dan dua perawat. Nah gara-gara pemekaran ini, bidan dan puskeskel berkurang. Makanya kami minta sama Pak Wali untuk menambah bidan dan perawat,” ungkap Amran kemarin.
Untuk melakukan penambahan tersebut, lanjut dia, Diskes akan terlebih dahulu mendata dan berkoordinasi dengan pemkot. Sebab, penambahan tenaga medis tentu memerlukan anggaran untuk pembayaran honor.
’’Kami akan koordinasikan dahulu. Kan semuanya butuh anggaran. Kami belum membuat draf perencanaan terkait penambahan tenaga medis ini. Tetapi jika dibutuhkan, secepatnya kami siapkan,” katanya.
Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Herman H.N. meminta Diskes segera mengangkat tenaga medis sesuai kuota yang dibutuhkan. Sebab, tenaga medis sangat penting untuk kesejahteraan masyarakat, khususnya di bidang kesehatan.
’’Diskes harus cepat mengisi kekosongan ini. Paling tidak, dua perawat satu bidan untuk tiap kelurahan, Pemkot Bandarlampung membutuhkan sedikitnya 80 tenaga medis,” katanya.
Herman menambahkan, pihaknya meminta puskemas untuk tidak mengabaikan pasien miskin yang terdaftar dalam program jamkesda. Karena hingga saat ini masih saja ditemukan adanya pasien miskin yang mengeluh ditarik dana ketika berobat di puskesmas.
’’Saya sempat baca di koran, ada pasien miskin yang mengeluh masih ditarik dana ketika berobat di PRI (Puskesmas Rawat Inap) Satelit. Sekali lagi, saya tegaskan, jangan pernah menarik dana kepada masyarakat miskin. Puskesmas nantinya tetap dibayar, tetapi yang membayar APBD,” ucapnya.
Gejala Flu Paling Dominan
Sementara dari hasil data surveillance terpadu penyakit berbasis puskesmas sepanjang 2013 diketahui, nasopharyngitis akut (common cold) atau gejala flu adalah penyakit yang paling dominan menyerang warga Bandarlampung.
Dari data itu, tercatat hingga Juni ada sekitar 10 penyakit yang paling mendominasi menyerang warga Bandarlampung. Yaitu nasopharyngitis akut (common cold), faringitis akut, febris/demam, hipertensi, dispepsia (gangguan fungsi lambung), gastritis, diare dan gastroenteritis, rheumatoid atritis, dermatitis kontak, serta cephalgia.
Dari sepuluh penyakit itu, kasus terbanyak adalah penyakit nasopharyngitis akut (common cold), yakni dengan jumlah kasus sebanyak 70.796. Disusul faringitis akut dengan jumlah penderita sebanyak 17.409 orang (selengkapnya lihat grafis, Red).
Sekretaris Diskes Bandarlampung Amran mengatakan, tiga bulan sekali, pihaknya telah memerintahkan setiap puskesmas yang ada di Bandarlampung untuk melaporkan penyakit yang menyerang warga. Sehingga pihaknya dapat mengantisipasi penyakit yang menyerang tersebut.
’’Laporannya tiap tiga bulan. Nanti kami rekapitulasi dan di situ kelihatan mana saja penyakit yang paling banyak menyerang,” ujarnya kemarin.
Pada 2012, imbuh Amran, nasopharyngitis akut (common cold) masih mendominasi penyakit yang menyerang warga Bandarlampung dengan jumlah penderita sebanyak 70.973 orang dan tahun 2011 berjumlah 182.260 orang.
’’Kalau yang paling sedikit di antara sepuluh penyakit ini pada 2013 chapalgia yaitu 6.260 penderita, tahun 2012 dermatitis kontak sebanyak 6.305, dan 2011 mialgia sebanyak 11.702,” jelasnya.
Dia menambahkan, untuk mengurangi serangan penyakit tersebut, pada tahun yang akan datang pihaknya akan meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat tentang penyakit itu.
’’Kita buat sosialisasi mengenai pola hidup bersih sehingga dapat mengurangi jumlah penderita penyakit-penyakit yang akan menyerang warga Bandarlampung,” pungkasnya. (rdl)
0 comments:
Post a Comment