Bambang Satriaji/Teraslampung.com
Jakarta-- Para penyidik Malaysia kini memfokuskan pengkajian kasus hilangnya pesawat Malaysia Airlines (MAS) pada Sabtu pekan lalu (8/3) pada dua kemungkinan: dibajak atau pilotnua bunuh diri. Alasannya, pesawat MAS yang dinyatakan hilang itu berbelok arah ke barat sesaat setelah melakukan kontak terakhir dengan menara kontrol pada Sabtu dini hari (8/3).
Beberapa saat setelah hilangnya pesawat, pencarian difokuskan ke perairan Laut China Selatan. Namun, hingga kini para tim pencari tidak menemukan tanda-tanda pesawat mengalami kecelakaan di atas perairan Laut China Selatan..
Sejumlah media di Singapura dan Eropa menurunkan analisis pakar tentang kemungkinan pesawat MAS dibajak. Salah seorang pakar mengajukan analisis bahwa salah satu pilot atau seseorang dengan pengalaman terbang tinggi telah membajak pesawat ini. Pakar lain memunculkan teori pilot melakukan aksi bunuh diri dengan mengarahkan pesawat tersebut terjun ke laut.
Perdana Menteri Malaysia Najib Razak, sebagaimana dilansir media Singapura, Strait Times, menyebutkan bahwa pesawat tetap terbang pada periode tertentu dan berubah arah dengan melewati kembali atas Semenanjung Malaysia menuju Samudra Hindia.
"Secara konsisten, hal itu dilakukan secara sengaja oleh seseorang di pesawat," kata Najib dalam konferensi persnya, Sabtu (15/3/2014).
Meski demikian, Najib tidak menyebutkan secara pasti bahwa itu merupakan tindakan pembajakan.
Komunikasi satelit terakhir dengan pesawat Boeing 777-200 itu tercatat pada Sabtu (8/3/2014) pukul 08.11 pagi waktu setempat, setelah Malaysia Airlines menghilang dari radar sipil pada pukul 01.30 dini hari waktu setempat.
Sementara itu, seorang pejabat Malaysia, sebagaimana dilansir kantor berita The Associate Press (AFP), mengatakan penyelidik menyimpulkan bahwa pesawat Malaysia Airlines MH730 hilang karena dibajak. Menurutnya, MH370 dibajak penumpang yang memiliki keahlian menerbangkan pesawat.
Pejabat yang mengaku terlibat dalam pencarian tersebut mengatakan belum mengetahui motif pembajakan dan belum jelas ke mana pesawat dikendalikan. Kepada The Associated Press, pejabat yang menolak menyebutkan namanya karena seharusnya tidak berwenang menyampaikan hal ini kepada media.
Pelaksana Tugas Menteri Transportasi Malaysia Hishammuddin Hussein mengatakan, negaranya belum dapat memastikan apa yang terjadi dengan pesawat tersebut setelah hilang kontak. Menurut dia, penyidik masih berusaha memastikan data dari catatan radar militer yang menunjukkan pesawat bergerak ke arah barat selepas kontak terakhir dengan menara kontrol penerbangan.
"Saya akan menjadi orang pertama yang paling berbahagia bila benar data terkonfirmasi sebagai MH370, kami kita dapat memindahkan semua (pencarian) dari Laut China Selatan ke Selat Malaka," kata Hishammuddin, Jumat lalu.
Sampai saat ini, menurut Hishamuddinm pencarian tetap dilakukan di dua sisi Malaysia, Laut China Selatan dan Selat Malaka, berdasarkan semua informasi yang datang terkait pesawat itu.
Pencarian pesawat MAS sejauh ini melibatkan 12 negara dengan areal pencarian dari sisi timur Laut China Selatan, sisi barat Semenanjung Malaysia, hingga ke arah barat laut menuju Laut Andaman dan Samudra Hindia. Tim pencari dari India menggunakan sensor panas ke ratusan pulau di Laut Andaman, Jumat lalu (14/3). Mereka juga berencana memperluas pencarian pesawat hingga ke Teluk Benggala, sekitar 1.600 kilometer dari lokasi kontak terakhir pesawat dibuat.
Tim pencari dari Amerika, sejak Senin lalu (10/3) melakukan pencarian dengan peralatan berkualifikasi kontrol lalu lintas udara dan radar.
Sumber: The Associate Press, Strait Times
Malaysia Airlines (dok smh.com) |
Beberapa saat setelah hilangnya pesawat, pencarian difokuskan ke perairan Laut China Selatan. Namun, hingga kini para tim pencari tidak menemukan tanda-tanda pesawat mengalami kecelakaan di atas perairan Laut China Selatan..
Sejumlah media di Singapura dan Eropa menurunkan analisis pakar tentang kemungkinan pesawat MAS dibajak. Salah seorang pakar mengajukan analisis bahwa salah satu pilot atau seseorang dengan pengalaman terbang tinggi telah membajak pesawat ini. Pakar lain memunculkan teori pilot melakukan aksi bunuh diri dengan mengarahkan pesawat tersebut terjun ke laut.
Perdana Menteri Malaysia Najib Razak, sebagaimana dilansir media Singapura, Strait Times, menyebutkan bahwa pesawat tetap terbang pada periode tertentu dan berubah arah dengan melewati kembali atas Semenanjung Malaysia menuju Samudra Hindia.
"Secara konsisten, hal itu dilakukan secara sengaja oleh seseorang di pesawat," kata Najib dalam konferensi persnya, Sabtu (15/3/2014).
Meski demikian, Najib tidak menyebutkan secara pasti bahwa itu merupakan tindakan pembajakan.
Data komunikasi pilot sebelum lost contact (sumber: www.straittimes.com |
Sementara itu, seorang pejabat Malaysia, sebagaimana dilansir kantor berita The Associate Press (AFP), mengatakan penyelidik menyimpulkan bahwa pesawat Malaysia Airlines MH730 hilang karena dibajak. Menurutnya, MH370 dibajak penumpang yang memiliki keahlian menerbangkan pesawat.
Pejabat yang mengaku terlibat dalam pencarian tersebut mengatakan belum mengetahui motif pembajakan dan belum jelas ke mana pesawat dikendalikan. Kepada The Associated Press, pejabat yang menolak menyebutkan namanya karena seharusnya tidak berwenang menyampaikan hal ini kepada media.
Pelaksana Tugas Menteri Transportasi Malaysia Hishammuddin Hussein mengatakan, negaranya belum dapat memastikan apa yang terjadi dengan pesawat tersebut setelah hilang kontak. Menurut dia, penyidik masih berusaha memastikan data dari catatan radar militer yang menunjukkan pesawat bergerak ke arah barat selepas kontak terakhir dengan menara kontrol penerbangan.
"Saya akan menjadi orang pertama yang paling berbahagia bila benar data terkonfirmasi sebagai MH370, kami kita dapat memindahkan semua (pencarian) dari Laut China Selatan ke Selat Malaka," kata Hishammuddin, Jumat lalu.
Sampai saat ini, menurut Hishamuddinm pencarian tetap dilakukan di dua sisi Malaysia, Laut China Selatan dan Selat Malaka, berdasarkan semua informasi yang datang terkait pesawat itu.
Pencarian pesawat MAS sejauh ini melibatkan 12 negara dengan areal pencarian dari sisi timur Laut China Selatan, sisi barat Semenanjung Malaysia, hingga ke arah barat laut menuju Laut Andaman dan Samudra Hindia. Tim pencari dari India menggunakan sensor panas ke ratusan pulau di Laut Andaman, Jumat lalu (14/3). Mereka juga berencana memperluas pencarian pesawat hingga ke Teluk Benggala, sekitar 1.600 kilometer dari lokasi kontak terakhir pesawat dibuat.
Tim pencari dari Amerika, sejak Senin lalu (10/3) melakukan pencarian dengan peralatan berkualifikasi kontrol lalu lintas udara dan radar.
Sumber: The Associate Press, Strait Times
0 comments:
Post a Comment