728x90 AdSpace

  • Berita Terkini

    Wednesday, February 12, 2014

    Tuntut Perda Sewa Anjungan Seni Idrus Tintin Dicabut, Seniman Pekanbaru Unjukrasa


    Anjung Seni Idrus Tintin (dok Flickr)


    Isbedy Stiawan ZS/Teraslampung.com

    Bandarlampung--Pagi ini (13/2) pukul 09.00, pelaku seni di Pekanbaru turun ke jalan. Mereka menuntut dicabutnya Perda No. 9 Tahun 2013 tentang biaya penggunaan Anjung Seni Idrus Tintin.

    Hal itu dibenarkan Fedli Azis, seniman teater di Pekanbaru, semalam. Dia mengatakan, para seniman di kota itu akan turun jalan, Kamis (13/2) pukul 09.00. WIB Sejumlah seniman Riau, di antaranya Hang Kafrawi—adik kanding sastrawan Taufik Ikram Jamil, akan ikut dalam unjuk rasa tersebut.

    Fedli mengatakan, Perda No.9 dianggap memberatkan bagi pelaku seni di sana. Perda No 9 Thn 2013 ditetapkan 19 Juni 2013 di halaman 20 poin 4 menyatakan tentang penggunaan Anjung Seni Idrus Tintin dikenai biaya untuk: Umum Rp5 juta, Pelajar/Mahasiswa Rp3,5 juta, dan Seniman Rp2,5 juta/perkegiatan/hari.

    “Ini jelas-jelas memberatkan dan tidak manusiawi. Pemerintah memalak ,”  tandas Fedli.

    Dikatakan Fedli, aksi seniman Pekanbaru dimulai dari depan Anjung Seni Idrus Tintin menuju DPRD Riau. Rencananya mereka akan bertemu wakil rakyat, untuk menyatakan keberatan atas lahirnya Perda No. 9 Tahun 2013 tersebut.

    Mereka mengkhawatirkan, dimaksud umum adalah kelaknya Gedung Idrus Tintin bisa digunakan acara pesta perkawinan, khitanan, dan perpisahan sekolah. Padahal, gedung itu dibangun selain untuk mengabadikan nama seniman besar Riau, Idrus Tintin, juga menghidupkan kreativitas pelaku seni di daerah itu.

    “Pemerintah tidak pernah tahu dengan aktivitas seni sehingga sesuka hati buat kebijakan,” kata pemimpin grup teater Lembayung ini.

    Fedli menambahkan, bisa dibayangkan berapa biaya seniman jika menggunakan gedung itu sehari Rp2,5 juta plus Rp700 ribu. “Terus kita harus sewa AC dan genset yang biayanya besar. Untuk AC dan genset 3 hari Rp30 juta. Lalu tiket yang terjual semuanya untuk Dispar, Dispenda, dan DPRD. Kita yang berkarya dapat apa?”

    Idrus Tintin

    Idrus Tintin dkenal sebagai penyair dan teaterwan Riau, kelahiran Rengat 10 November 1932. Idur meninggal dunia  14 Juli 2003 dan dikebumikan di pemakaman raja-raja Rengat, berdekatan dengan Masjid Raya Rengat, Indragiri Hulu.

    Pada tahun 1974 Idrus Tintin menyutradarai teater kolosal di Balai Dang Merdu Pekanbaru berjudul “Harimau Tingkis”.

    Peraih Bintang Budaya Parama Dharma 2011 ini dikenal sebagai pembaharu seni teater Melayu khususnya di Riau. Dalam berkarya, ia sanggup menjadikan hal-hal yang tragedik menjadi komedik. Gedung Idrus Tintin dibangun untuk mengenang jasa-jasa kesenimanan Idrus Tintin mengharumkan Provinsi Riau.

    Gedung Idrus Tintin di Jalan Jenderal Sudirman, bediri amat “sombong” di antara bangunan lain di kawasan Purna MTQ atau Bandar Serai.

    Idrus Tintin tak bisa diabaikan sebagai pembaharu pertetaeran di Riau. Ia juga dikenal sebagai penyair baik, aktor kuat, dan pembaca puisi yang piawai.
    Berikut beberapa puisi Idrus Tintin:

    Krakatau

    di sana pulau di sini pulau
    tengah-tengahnya laut memisah
    di sana laut di sini laut
    tengah-tengahnya gunung yang marah
    di sana gunung di sini gunung
    tengah-tengahnya rumpun sembilu
    di sana Krakatau di sini Krakatau
    tengah-tengahnya berdiri aku


    Pemain Gambus

    Siapakah kamu
    Siapakah kamu itu
    Yang memetik tali-tali gambus
    Seperti rangkaian manik-manik warna-warni
    Selama umurku ini?

    Aku yang mengaku tak pernah menangis
    Aku yang mengaku tak pandai menangis
    Akulah lubuk air mata
    Bila jari-jarimu memainkan lagu hidup
    dengan gambusmu yang abadi

    Jangan biarkan aku mengaku
    orang dari besi
    hati dari besi
    Suruhlah aku mengaku kepadamu
    bahwa lagumu telah menyentuhku
    Tapi
    apakah kamu
    siapakah kamu itu?



    Elegi Nelayan Tua

    Lelaki tua itu tersengguk-sengguk di emper gubuk
    Bulan layu rendah di langit
    Air mulai surut
    dan terlena digerogoti mimpi
    Sebentar lagi subuh tiba

    Inikah impian penghabisan seorang nelayan
    Kaki dan tangan kaku dibelasah encok
    Dada seperti terbakar batuk batuk batuk
    Berteman dengan bulan dan air surut air pasang
    Kokok ayam dan cicit murai
    Menyambut pagi
    Yang bukan lagi miliknya?

    Panorama masa lalu tergambar di layar langit
    dengan kail memancing ikan ikan ikan
    sembilang tenggiri selar dingkis tamban jahan
    ikan ikan ikan
    pancing bubu belat kelong jala jaring
    Selamat tinggal?

    Encok yang datang marilah kamu
    Batuk yang masuk teruskan jalanmu
    ikan-ikan masa lalu
    ikan-ikanku besok
    Dan pertarungan akan berlanjut
    terus!


    Burung Waktu

    Burung waktu
    Terbang dari tempat gelap
    Awal penciptaan dunia
    Muncullah pagi pertama
    Tenun bersilang lintang dua belas warna pelangi
    Dan bunga-bunga, batu, hutan,
    Pulau dan air
    Siul kicaumu
    Nyanyian yang kau bawa
    Terbang menyeberangi lautan
    Melintasi abad demi abad
    Laju menuju
    Masa depan
    Yang masih tebal diselimuti kabut
    Harapan dan ketakutan
    Burung waktu
    Setiap kali kau mencicit
    Sembil memandang ke bawah
    Terbang tanpa henti
    Memasuki malam
    Keluar siang
    Terus menerus
    Tak terhitung oleh alat dan ilmu hitung
    Bawalah aku
    Terbang bersamamu
    Menyeberangi lautan
    Melintasi abad demi abad
    Laju menuju
    Masa depan
    Harapan tanpa ketakutan


    Akhir Kata

    Pada mulanya ialah bunyi
    lalu tercipta kata pertama
    untuk menyatakan terima kasih
    dari hati yang putih tak tercela

    Setelah itu
    seperti benih tumbuhkan tunas
    bunga-bunga dan buahnya lebat sarat
    itulah kosa kata bahasa manusia
    dan dengan itu semua
    kulahirkan puisi
    kisah pengkhianatanku kepadamu
    dendang tentang cinta kita
    mabuk seribu malam
    dan doa-doa yang membumbung
    terbang ke langit
    seperti burung-burung putih kecil-kecil
    coba menggapai singgasanamu

    Pada mulanya ialah bunyi
    dan akhirnya tak lain sunyi


    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 comments:

    Post a Comment

    Item Reviewed: Tuntut Perda Sewa Anjungan Seni Idrus Tintin Dicabut, Seniman Pekanbaru Unjukrasa Rating: 5 Reviewed By: r3nc0n9
    Scroll to Top