Mas Alina Arifin/Teraslampung.com
B
andarlampung—Pagi ini, Kamis (27/3) salinan manuskrip kamus Bahasa Lampung pertama karya HN Van der Tuuk akan diserahkan secara simbolis oleh perwakilan Kedutaan Besar Belanda di Indonesia kepada maasyarakat Lampung melalui Lampung Peduli.
Penyerahan manuskrip yang akan dilaksanakan di Hotel Emersia Bandarlampung itu akan dirangkaikan dengan pemutaran film “Risalah Van der Tuuk” karya sineas Lampung Irwan Wahyudi dan dialog terbatas tentang warisan budaya Lampung.
Umarudin Islam, manajer LAZ Lampung Peduli, mengatakan lembaganya hanyalah perantara yang turut memfasilitasi pengembalian manuskrip kamus bahasa Lampung yang sudah ratusan tahun tersimpan di Negeri Belanda.
“Setelah ada di Lampung, terserah pemerintah daerah provinsi di Lampung tindak lanjutnya. Yang pasti, kamus itu akan sangat bermanfaat jika bisa disosialisasikan secara luas kepada publik,” kata dia.
Menurut Umarudin, dialog terbatas hanya bisa diikuti oleh pihak-pihak yang diundang panitia. Diskusi lebih luas kemungkinan juga akan digelar setelah kamus tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
“Ini baru proses awal. Kami ingin mendapatkan masukan dari pelbagai pemangku kepentingan. Utamanya pihak eksekutif, legislatif, dinas/satuan kerja, lembaga kesenian, komunitas seni, tokoh adat, dan akademikus,” kata Umarudin.
Umarudin mengatakan dua narasumber sudah siap menyampaikan pandangannya dalam dialog. Pertama, Kees Groenberg (penulis biografi Van der Tuuk) yang mewakili Kedutaan Besar Belanda untuk menyerahkan manuskrip kamus bahasa Lampung. Kedua, Djadjat Sudradjat (budayawan) yang selama ini dikenal sebagai esais dan jurnalis di grup Media Indonesia.
“Tuan Kees akan berbicara tentang peran HN Van der Tuuk selama ada di Lampung pada abad ke-19. Sementara Pak Djadjat akan membahas ihwal kebudayaan Lampung kini dan mendatang di tengah berbagai potensi, tantangan, dan problemnya,” kata Umarudin.
Baca juga van-der-tuuk-pahlawan-bahasa-lampung
B
Kamus bahasa Lampung (dok front-roll) |
Penyerahan manuskrip yang akan dilaksanakan di Hotel Emersia Bandarlampung itu akan dirangkaikan dengan pemutaran film “Risalah Van der Tuuk” karya sineas Lampung Irwan Wahyudi dan dialog terbatas tentang warisan budaya Lampung.
Umarudin Islam, manajer LAZ Lampung Peduli, mengatakan lembaganya hanyalah perantara yang turut memfasilitasi pengembalian manuskrip kamus bahasa Lampung yang sudah ratusan tahun tersimpan di Negeri Belanda.
“Setelah ada di Lampung, terserah pemerintah daerah provinsi di Lampung tindak lanjutnya. Yang pasti, kamus itu akan sangat bermanfaat jika bisa disosialisasikan secara luas kepada publik,” kata dia.
Menurut Umarudin, dialog terbatas hanya bisa diikuti oleh pihak-pihak yang diundang panitia. Diskusi lebih luas kemungkinan juga akan digelar setelah kamus tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
“Ini baru proses awal. Kami ingin mendapatkan masukan dari pelbagai pemangku kepentingan. Utamanya pihak eksekutif, legislatif, dinas/satuan kerja, lembaga kesenian, komunitas seni, tokoh adat, dan akademikus,” kata Umarudin.
Umarudin mengatakan dua narasumber sudah siap menyampaikan pandangannya dalam dialog. Pertama, Kees Groenberg (penulis biografi Van der Tuuk) yang mewakili Kedutaan Besar Belanda untuk menyerahkan manuskrip kamus bahasa Lampung. Kedua, Djadjat Sudradjat (budayawan) yang selama ini dikenal sebagai esais dan jurnalis di grup Media Indonesia.
“Tuan Kees akan berbicara tentang peran HN Van der Tuuk selama ada di Lampung pada abad ke-19. Sementara Pak Djadjat akan membahas ihwal kebudayaan Lampung kini dan mendatang di tengah berbagai potensi, tantangan, dan problemnya,” kata Umarudin.
Baca juga van-der-tuuk-pahlawan-bahasa-lampung
0 comments:
Post a Comment