Oyos Saroso H.N.
Kadal di Negeri Rai Munyuk yang dulu bernama Moki—yang suka minta petunjuk Toeankoe Maharadja—pada era repot nasi berganti menjadi Mochi. Berbeda dengan Moki yang sedikit-sedikit minta petunjuk Toeankoe Maharadja, Mochi lebih mandiri. Ia tidak perlu minta petunjuk bapak pres..,eh, Toankoe Maharadja, untuk sekadar menjalankan program kerajaan.
Saking merdekanya, Mochi bisa menarik upeti dari berbagai lembaga kerajaan dan calon pemenang lelang proyek tanpa sepengetahuan tuannya. Sebagian upeti (sekitar 40 persen) masuk ke saku Mochi sendiri. Sisanya mengalir ke kas partai. Ada yang masuk ke Partai Semua Bisa Sejahtera, Partai Takkan Lari Gunung Dikejar, Partai Segitiga Biru Sekali, dll.
“Makin banyak yang dialiri akan makin aman,” pikir Mochi.
Berbeda dengan Moki yang diciptakan Tuhan secara limited, Mochi jumlahnya banyak. Semuanya berjenis kadal. Semuanya bernama Mochi. Semua Mochi karakternya sama: tampak tegas, profesional, pintar bicara, pandai bergaul, lihai menjilat, dan terlatih berbagi. Yang membedakan masing-masing Mochi hanyalah wilayah kerja dan pangkatnya.
Ada Mochi yang jadi orang kepercayaan Toeankoe Maharadja, jadi hulubalang, jadi mesin partai buat cari uang. Ada pula Mochi yang jadi Raja Kecil. Tak ketinggalan: Mochi kelas cere yang jadi kepercayaannya Raja Kecil. Pangkat dan gelar Mochi pun macam-macam. Ada Mochi jenderal, profesor, doktor luar negeri, ada pula Mochi yang hanya makin botak aja (MBA) alias jidat lebar tapi tak banyak makan bangku sekolahan.
Oh ya, satu lagi kehebatan Mochi: dalam kondisi bahaya bisa berubah menjadi bunglon. Saat berubah menjadi bunglon itulah Mochi bisa mimikri dengan sukses.
Nah, uniknya (atau sontoloyonya) para Mochi itu tidak punya rasa kenyang. Makannya tak cukup sepiring dan berlauk ayam goreng Mbok Berek. Rumah, jalan tol, pupuk, minyak, buku, bangku sekolah, peralatan kantor, bahka sapi dan senjata berat yang biasa untuk perang pun dimakannya dengan sangat lahap. Semakin banyak makan, Mochi akan makin lapar.
Seleranya pun supertinggi. Mobil dinas harus paling gres keluaran terakhir. Kalau pergi dinas ke luar negeri atau luar kota harus disiapkan teman ngobrol yang cuantiknya minimal sepadan kecantikan Tan Marah Blejin Ski.
Semua Mochi hidupnya mewah. Semua kebutuhan hidupnya dibiayai kerajaan. Mochi tak peduli negerinya bangkrut dan cuma jadi gedibal asing. Yang penting Mochi tetap bisa menikmati kemewahan melimpah setiap hari.
Ada banyak Mochi di Negeri Rai Munyuk. Semua lidahnya tidak bertulang. Pagi bilang mau menggantung di Monas, sorenya asyik-asyikan ngoceh di "tipi". Sore ramai-ramai berteriak "korupsi no way!", eh, paginya berjamaah minta upeti.
Kadal purba (ilustrasi) |
Saking merdekanya, Mochi bisa menarik upeti dari berbagai lembaga kerajaan dan calon pemenang lelang proyek tanpa sepengetahuan tuannya. Sebagian upeti (sekitar 40 persen) masuk ke saku Mochi sendiri. Sisanya mengalir ke kas partai. Ada yang masuk ke Partai Semua Bisa Sejahtera, Partai Takkan Lari Gunung Dikejar, Partai Segitiga Biru Sekali, dll.
“Makin banyak yang dialiri akan makin aman,” pikir Mochi.
Berbeda dengan Moki yang diciptakan Tuhan secara limited, Mochi jumlahnya banyak. Semuanya berjenis kadal. Semuanya bernama Mochi. Semua Mochi karakternya sama: tampak tegas, profesional, pintar bicara, pandai bergaul, lihai menjilat, dan terlatih berbagi. Yang membedakan masing-masing Mochi hanyalah wilayah kerja dan pangkatnya.
Ada Mochi yang jadi orang kepercayaan Toeankoe Maharadja, jadi hulubalang, jadi mesin partai buat cari uang. Ada pula Mochi yang jadi Raja Kecil. Tak ketinggalan: Mochi kelas cere yang jadi kepercayaannya Raja Kecil. Pangkat dan gelar Mochi pun macam-macam. Ada Mochi jenderal, profesor, doktor luar negeri, ada pula Mochi yang hanya makin botak aja (MBA) alias jidat lebar tapi tak banyak makan bangku sekolahan.
Oh ya, satu lagi kehebatan Mochi: dalam kondisi bahaya bisa berubah menjadi bunglon. Saat berubah menjadi bunglon itulah Mochi bisa mimikri dengan sukses.
Nah, uniknya (atau sontoloyonya) para Mochi itu tidak punya rasa kenyang. Makannya tak cukup sepiring dan berlauk ayam goreng Mbok Berek. Rumah, jalan tol, pupuk, minyak, buku, bangku sekolah, peralatan kantor, bahka sapi dan senjata berat yang biasa untuk perang pun dimakannya dengan sangat lahap. Semakin banyak makan, Mochi akan makin lapar.
Seleranya pun supertinggi. Mobil dinas harus paling gres keluaran terakhir. Kalau pergi dinas ke luar negeri atau luar kota harus disiapkan teman ngobrol yang cuantiknya minimal sepadan kecantikan Tan Marah Blejin Ski.
Semua Mochi hidupnya mewah. Semua kebutuhan hidupnya dibiayai kerajaan. Mochi tak peduli negerinya bangkrut dan cuma jadi gedibal asing. Yang penting Mochi tetap bisa menikmati kemewahan melimpah setiap hari.
Ada banyak Mochi di Negeri Rai Munyuk. Semua lidahnya tidak bertulang. Pagi bilang mau menggantung di Monas, sorenya asyik-asyikan ngoceh di "tipi". Sore ramai-ramai berteriak "korupsi no way!", eh, paginya berjamaah minta upeti.
0 comments:
Post a Comment