728x90 AdSpace

  • Berita Terkini

    Friday, March 14, 2014

    Soal Kabut Asap Riau, Paduka Raja Surati Presiden SBY

    Oyos Saroso HN/Teraslampung.com

    Yurnaldi
    Bandarlampung--Yurnaldi. Nama itu pendek saja. Namun, talenta begitu kuat dan perjalanannya di dunia jurnalistik begitu panjang. Begitu berhenti sebagai wartawan Kompas, ia menulis beberapa buku.Antara lain,  “Jurnalisme Kompas” (2013). Ini adalah buku ‘semacam rahasia dapur’ Kompas. Pada tahun yang sama ia menerbitkan buku “Jawara Menulis Artikel” (2013). Pada 2014 ini akan kembali melahirkan buku “Jurnalisme Seni-Budaya”.

    Berhenti bekerja di media besar tidak membuat pria 47 tahun itu  langsung mati angin, apalagi mati rezeki. Selain menyusun buku, setelah tidak di Kompas lagi dia merintis beberapa media lokal di Sumatera. Sikap kritisnya muncul tiap hari lewat tajuk di koran Riau Hari Ini yang dipimpinnya.

    Selain di Jakarta, selama di Kompas Yurnaldi pernah bertugas di Palembang dan Lampung. Ia dikenal sebagai sosok yang kritis dan selalu gelisah. Ia juga hobi membuat tulisan seni-budaya.

    Tidak ada di Kompas, kini Yurnali menjadi Raja. Lengkapnya Yurnaldi Paduka Raja. Itu adalah nama akun Facebook Yurnaldi. Beberapa jam lalu, Yurnaldi Paduka Raja membuat heboh dunia maya karena menulis surat dalam bentuk puisi kepada Tuan Presiden SBY.

    Berikut surat Yurnaldi yang juga dipublikasikan di kompasiana:

    Surat Terbuka Paduka Raja untuk Tuan Presiden

    Tuan presiden
    Masih segar dalam ingatan pertemanan dan kemitraan kita
    Saat mengakhiri tugas sebagai panglima kodam II/sriwijaya
    Sebuah puisi tentang indonesia yang indah mutu manikam
    Jadi kenangkenangan yang berharga bagi saya


    Di ruang kerja tuan, kita larut dalam cerita
    Sepulang dari jakarta, ketika itu, saya sampaikan kabar gembira
    Juga kabar lain tentang seorang tentara yang ngancam hendak kudeta kantor saya
    Sebab sebagai rivalitas dia kalah pamor di media
    Setiap hari berita saya tentang tuan jadi berita utama


    Ketika tuan kemudian jadi presiden dan saya tugas di jakarta
    Buku kumpulan puisi karya tuan masih saya baca
    Betapa kita punya kegemaran yang sama
    Menulis puisi tentang apa saja, sesuai tuntutan hati dan jiwa


    Kali ini, tuan presiden
    Setelah 25 tahun lebih kita jarang jumpa
    Saya larut dalam tanya, ada apa?
    Inilah puisi apa adanya


    Tuan presiden
    Sudahkah mengucapkan maaf kepada dua kepala negara tetangga
    yang selama ini terkesan tuan takuti?
    Ya, itu lebih penting dan perlu buat pencitraan tuan di mata mereka
    Karena selama ini tuan sudah dicap sebagai penyebab bala
    Rakyat tuan juga begitu berkata


    Bala asap di negara kita sungguh sangatsangat membuat rakyat menderita
    Dari sesak angok hingga ispa
    Dari mata perih hingga sakit mata
    Dari kulit merangas hingga bau badan tak terbada
    Dari batuk kering hingga batuk rejan berdahak coklat warnanya
    Sebentar lagi, rakyat tuan terkapar siasia
    Apa tuan presiden tak membaca tandatanda?


    Minta maaf kepada rakyat tak usah tuan pikirkan
    Karena kabut asap bukan bencana, tapi perbuatan pidana
    Kabut asap mendera bukan karena cobaan dariNya
    Tapi ulah pengusaha yang main mata dengan penguasa
    Rakyat jelata jadi kambing hitam dibuatnya
    Mereka dipenjara, entah berapa lama
    Apa tuan presiden tak iba?


    Tuan presiden, minta maaf kepada rakyat berat terucap kenapa?
    Apa karena kabut asap bukan kategori bencana?
    Mungkin anak buah tuan belum temukan rumus kategori bencana nasional untuknya
    Meski sudah bedampak kepada puluhan juta rakyat tuan di sumatera
    Anak-anak masih sekolah padahal kabut asap merasuki otaknya
    Masih ada yang bilang belum apaapa, karena dampak idiot kemudian baru terbaca


    Karena itu, pantas saja tuan presiden belum berkata apaapa
    Menteri kehutanan anak buah tuan juga belum bertindak sepatut dan sepantasnya
    Bisanya berkoarkoar di media massa, menuding dan kecam pengusaha
    Tapi takut bertindak tegas mencabut izin usahanya dan pidanakan perbuatannya


    Karena itu, pantas saja tuan presiden belum berani berkunjung ke sumatera
    Karena biasanya baru datang jika sudah banyak korban jiwa dan harta benda
    Mau datang dengan apa, pesawat saja didelay terus dan tak berani mengudara
    Mau jalan darat, tak mungkin pula karena memakan waktu lama
    Jalan lintas sumatera jelek rupa, dan sudah sejak lama
    Karena pejabat di daerah belum sempat ambil muka
    Mau jalan laut, jarak pandang terbatas adanya
    Kabut asap pun bukan main tebalnya, nanti bisa celaka


    Oleh sebab itu, tuan presiden tetap sajalah di istana
    Membaca laporan, membaca koran, dan menonton televisi swasta
    Kalau tuan presiden berani, jewerlah pengusaha kita dan pengusaha negara tetangga
    Karena lahan dan hutan terbakar milik perkebunan dia
    Tahun 2013 lalu sudah dipastikan 14 perusahaan membakar hutan dengan api membara
    Enam perusahaan di antaranya milik pengusaha malaysia
    Kasusnya dipetieskan, kini di 2014 muncul lagi musibah yang sama
    Penegak hukum purapura lupa
    Kalau ditanya; “bla bla bla...,” jawabnya.
    Batin ini berkata, “Eeeee bala!”
    Hati nurani tak bisa terima apapun alasannya
    Mereka sudah bermain mata
    Mulutnya sudah disuapin uang puluhan juta hingga beratus juta
    Ops pampam...media massa larut dalam tradisi lapan enam pula


    Tuan presiden, sudah sebulan lebih api itu nyala membara
    Si gubernur tua minta warga pasrahkan diri pada Yang Maha Kuasa
    Yang berlangsung sekarang pembiaran tanpa berbuat apa
    Asap telah berubah menjadi azabNya
    Hutan telah berubah menjadi neraka satwa langka;
    gajah dan harimau sumatera
    Tanaman obat hutan sumatera telah tandas
    sebelum tuntas diteliti kandungan kimianya
    Puluhan hak paten milik peneliti kita menjadi percuma
    Padahal kalau temuan itu diusahakan,
    indonesia tak perlu berhutang 2.023 triliun rupiah kepada tiga negara
    dan tiga lembaga perbankan terkemuka dunia
    Ini data per april 2013 yang kusimpan dan kugarisbawahi
    Sebaliknya, jika hak paten itu diusahakan pengusaha
    Yang setia menjaga kelestarian dan keseimbangan hutan lingkungan kita
    Malah bisa melunasi utang dan sejahterakan anak bangsa


    Tuan presiden mungkin tak yakin dan tak percaya
    Karena tuan tak pernah ajak para pakar biokimia bertatap muka
    Mendengar gagasangagasan brilian darinya
    Tak ada lagi acara kelompecapir seperti era repelita
    Di mana penguasa dan warga anak bangsa bersilaturrahim
    untuk lebih memajukan pembangunan bangsa dan negara


    Tidak seperti di era reformasi tuan presiden berkuasa
    Hutan yang jadi paruparu dunia diizinkan dibabat dan dibakar pengusaha
    Hutan dijadikan sumber peningkatan pertumbuhan ekonomi bangsa

    Sementara kekayaan bahari yang jauh tak terkira dibiarkan begitu saja
    Indonesia kehilangan pendapatan 40-500 triliun rupiah per tahun, luar biasa...
    Wakil rakyat tuan presiden diam dan terlelap di kursi empuknya
    Mungkin karena terlanjur dibilang tuan presiden sebelumnya, sebagai anak teka


    Tuan presiden,
    Sebagai anak bangsa kalau boleh saya meminta
    Tolong larang anak buah tuan keluarkan izin pemanfaatan hutan
    dan izin usaha industri primer hasil hutan kayu mulai dari sekarang
    Sebab ujung-ujungnya si pengusaha selalu membakar hutan membuka lahan


    Apa tuan tidak sadar, data yang dirilis oleh badan planologi kehutanan kementerian kehutanan tahun 2008 menyatakan bahwa Indonesia merupakan negara yang melakukan deforestasi tercepat di dunia.
    Apa tuan belum juga sadar
    Setiap hari sekitar 51 km persegi hutan di Indonesia dihancurkan,
    sedangkan jumlah hutan yang hilang setiap tahunnya mencapai 2,76 juta hektar
    atau sekitar 3 persen dari total luas kawasan hutan di Indonesia.

    Begitu dahsyatnya
    Begitu parahnya
    Begitu gilanya
    Tapi tuan presiden tetap begitubegitu saja
    Mana tindakan nyata menjelang masa akhir berkuasa?
    Apa sudah mati rasa?
    Atau hilang akal?


    Maaf, tuan presiden, saya cuma bercanda...
    Canda inilah yang kini menghibur saya selama 24 jam,
    selama seminggu, sebulan dan entah sampai kapan
    disandera kabut asap kategori sangat berbahaya
    Tak bisa ke manamana
    Kota lengang, bersuhu sampai 36 derajad celsius badan bagai terpanggang
    Lemas dibuatnya
    Para balita di pangkuan bundanya mengerang sejadijadinya
    Tak ada air susu ibu yang bisa menenangkannya
    Tak ada susu bantu yang melelapkan boboknya
    Tak ada makanan yang mengenyangkan perutnya
    Kecuali kabut asap, tuan presiden


    Dumai, 13-14 maret 2014
    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 comments:

    Post a Comment

    Item Reviewed: Soal Kabut Asap Riau, Paduka Raja Surati Presiden SBY Rating: 5 Reviewed By: r3nc0n9
    Scroll to Top