BANDARLAMPUNG, teraslampung.com—Penolakan terhadap buku 33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh terus bergulir. Setelah melalui petisi yang diinisasi para sastrawan dan akademikus Yogya, diskusi juga digelar di berbagai daerah.
Hari ini, Senin (27/1/2014) para seniman, sastrawan,dan publik sastra Yogya menggelar Diskusi Sastra dan Kebudayaan dengan tema “Menolak Buku 33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh. Mengurai Cengkeraman Rezim Pasar di Ranah Kebudayaan”.
Halim Halim Hade (Solo) dan Anindita S Thayf (Makasar) akan menjadi pembicara. Sementara Kamerad Kanjeng (Jakarta) akan jadi moderator.
Diskusi yang digelar mulai pukul 13.30 WIB di Gendhong, Kebun Laras, Jl. Sorowajan, Yogyakarta (depan Hotel Satya Nugraha) itu diharapkan akan bisa mengurai metabolisme sastra Indonesia yang tidak sehat.
Hari ini, Senin (27/1/2014) para seniman, sastrawan,dan publik sastra Yogya menggelar Diskusi Sastra dan Kebudayaan dengan tema “Menolak Buku 33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh. Mengurai Cengkeraman Rezim Pasar di Ranah Kebudayaan”.
Halim Halim Hade (Solo) dan Anindita S Thayf (Makasar) akan menjadi pembicara. Sementara Kamerad Kanjeng (Jakarta) akan jadi moderator.
Diskusi yang digelar mulai pukul 13.30 WIB di Gendhong, Kebun Laras, Jl. Sorowajan, Yogyakarta (depan Hotel Satya Nugraha) itu diharapkan akan bisa mengurai metabolisme sastra Indonesia yang tidak sehat.
0 comments:
Post a Comment