Daniswarasyid/Teraslampung.com
Blambangan Umpu—Kalangan Dewan menyoroti pelayanan kesehatan di Way Kanan yang dinilai belum memihak kepada masyarakat menengah ke bawah. Sejumlah oknum bidan di kampung-kampung, menurut mereka, bahkan menjadi bagian dari mata rantai untuk membuat warga yang ingin medapatkan pelayanan kesehatan murah justru menyusahkan warga.
“Sejumlah oknum bidan di kampung saat ini merujuk pasien bukan ke puskesmas, bukan pula ke Rumah Sakit Umum ZA Pagar Alam yang menyiapkan program kesehatan gratis, tapi ke klinik-klinik atau rumah sakit swasta. Dari hasil merujuk ke rumah sakit swasta, misalnya pasien habis biaya berobat yang tinggi, Rp500 ribu hingga Rp1 juta, oknum bidan yang merujuk itu mendapatkan fee," kata Joni, anggota DPRD Way Kanan dari Partai Hanura, di Blambangan Umpu, Kamis (13/3).
Joni mengatakan bidang kesehatan merupakan program prioritas di Kabupaten Way Kanan. Seharusnya, kata Joni, pelayanan kesehatan di Way Kanan bisa lebih baik. “Senin ditetapkan sebagai Hari Kesehatan Bangkit Artinya, kesehatan itu diaggap sangat penting, termasuk di Way Kanan,” ujar Joni.
Pada 2013 lalu Pemerintah Kabupaten Way Kanan mencanangkan program Sehat Datangi yang Sakit (SDS). Untuk mendukung program itu, Pemkab Way Kanan mengalokasikan penambahan anggaran sekitar Rp5 miliar bagi pelayanan kesehatan dalam APBD Perubahan 2013 yang disahkan Jumat (13/9/2013) oleh DPRD setempat. Dari sekitar Rp2 miliar, dengan adanya kenaikan tersebut menjadi sekitar Rp7,2 miliar.
"Karena itu, tentang pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang kurang mampu ini perlu dipertanyakan lagi. Apakah Pemerintah Kabupaten Way Kanan masih menjamin kesehatan masyarakatnya seperti berobat gratis, di puskesemas pembantu, puskesmas, rumah sakit umum atau tidak lagi," ujar Joni.
Dalam sejumlah kesempatan dan rapat paripurna, pelayanan kesehatan di Way Kanan selalu mendapat sorotan dari para anggota Dewan agar diperbaiki.
Romli, politikus Partai Bintang Reformasi yang menyeberang ke Partai Kebangkitan Bangsa, mengatakan banyak keluhan masyarakat tentang dokter di RSUD ZA Pagar Alam sering mangkir dari tugas. Romli meminta persoalan itu segera diselesaikan.
“Kalau petugas kesehatan mangkir saat bertugas, bagaimana bisa melayani masyarakat dengan baik?” ujarnya.
Edi Rusdiyanto, politikus PDI Perjuangan, juga pernah meminta perbaikan pelayanan kesehatan karena terjadi kasus di Puskesmas Baradatu, yakni mobil ambulans dan kuncinya ada, tetapi SDM yang mengoperasikannya tidak ada saat diperlukan. Karena itu, Edi yang juga Wakil Ketua DPRD Way Kanan meminta pelayanan puskesmas dan rumah sakit di daerah itu perlu ditingkatkan dan diperbaiki.
![]() |
RSUD Way Kanan (fotodok) |
“Sejumlah oknum bidan di kampung saat ini merujuk pasien bukan ke puskesmas, bukan pula ke Rumah Sakit Umum ZA Pagar Alam yang menyiapkan program kesehatan gratis, tapi ke klinik-klinik atau rumah sakit swasta. Dari hasil merujuk ke rumah sakit swasta, misalnya pasien habis biaya berobat yang tinggi, Rp500 ribu hingga Rp1 juta, oknum bidan yang merujuk itu mendapatkan fee," kata Joni, anggota DPRD Way Kanan dari Partai Hanura, di Blambangan Umpu, Kamis (13/3).
Joni mengatakan bidang kesehatan merupakan program prioritas di Kabupaten Way Kanan. Seharusnya, kata Joni, pelayanan kesehatan di Way Kanan bisa lebih baik. “Senin ditetapkan sebagai Hari Kesehatan Bangkit Artinya, kesehatan itu diaggap sangat penting, termasuk di Way Kanan,” ujar Joni.
Pada 2013 lalu Pemerintah Kabupaten Way Kanan mencanangkan program Sehat Datangi yang Sakit (SDS). Untuk mendukung program itu, Pemkab Way Kanan mengalokasikan penambahan anggaran sekitar Rp5 miliar bagi pelayanan kesehatan dalam APBD Perubahan 2013 yang disahkan Jumat (13/9/2013) oleh DPRD setempat. Dari sekitar Rp2 miliar, dengan adanya kenaikan tersebut menjadi sekitar Rp7,2 miliar.
"Karena itu, tentang pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang kurang mampu ini perlu dipertanyakan lagi. Apakah Pemerintah Kabupaten Way Kanan masih menjamin kesehatan masyarakatnya seperti berobat gratis, di puskesemas pembantu, puskesmas, rumah sakit umum atau tidak lagi," ujar Joni.
Dalam sejumlah kesempatan dan rapat paripurna, pelayanan kesehatan di Way Kanan selalu mendapat sorotan dari para anggota Dewan agar diperbaiki.
Romli, politikus Partai Bintang Reformasi yang menyeberang ke Partai Kebangkitan Bangsa, mengatakan banyak keluhan masyarakat tentang dokter di RSUD ZA Pagar Alam sering mangkir dari tugas. Romli meminta persoalan itu segera diselesaikan.
“Kalau petugas kesehatan mangkir saat bertugas, bagaimana bisa melayani masyarakat dengan baik?” ujarnya.
Edi Rusdiyanto, politikus PDI Perjuangan, juga pernah meminta perbaikan pelayanan kesehatan karena terjadi kasus di Puskesmas Baradatu, yakni mobil ambulans dan kuncinya ada, tetapi SDM yang mengoperasikannya tidak ada saat diperlukan. Karena itu, Edi yang juga Wakil Ketua DPRD Way Kanan meminta pelayanan puskesmas dan rumah sakit di daerah itu perlu ditingkatkan dan diperbaiki.
0 comments:
Post a Comment