Dandy Ibrahim/Teraslampung.com
Bandarlampung—Mulai pertengahan Maret 2014, di Lampung mulai beredar media cetak baru dalam bentuk majalah. Majalah yang memfokuskan diri pada dunia pendidikan itu bertajuk Warta Didaktika dan digawangi sejumlah jurnalis, relawan, guru, dan para siswa di Provinsi Lampung.
“Edisi onlinenya juga akan segera diluncurkan. Kami memproyeksikan ini akan menjadi media pendidikan nasional yang diproses dari Lampung. Ratusan kontributor dari berbagai daerah sudah siap mendukung. Umumnya mereka para guru alumni Universitas Negeri Jakarta (UNJ), FKIP Unila, IKIP/FKIP Universitas Sanata Darma Yogyakarta, dan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY),” kata Bagus S. Pribadi, manajer iklan dan pemasaran Warta Didaktika.
Bagus mengatakan, kehadiran majalah Warta Didaktika diharapkan bisa menjadi alternatif pembelajaran jurnalistik bagi para guru dan siswa di sekolah-sekolah di seluruh Indonesia. “Sebab itu, kami tidak hanya fokus menerbitkan majalah, tetapi juga memberikan pelatihan menulis bagi para guru. Kami menyiapkan mentor menulis terbaik di seluruh Indonesia, dari Banda Aceh hingga Papua,” kata dia.
Sunardi, guru SMAN 9 Bandarlampung, mengaku kehadiran media pendidikan saat ini dibutuhkan. Apalagi, kata Sunardi, pemerintah melalui Kemendikbud juga mendorong media literasi di sekolah-sekolah.
“Guru yang mau naik pangkat atau golongan juga harus bisa menulis karya ilmiah. Maka itu, seperti awak Warta Didaktika, saya juga siap berbagi ilmu menulis,” kata salah satu kontributor Warta Didaktika itu.
Sementara cerpenis yang juga guru di sebuah SMP di Jakarta, Slamet Samsoerizal, mengatakan siap menjadi kontributor Warta Didaktika dan berbagi ilmu praktik mengajar. “Kami bahkan siap membuka kantor biro di Jakarta bersama-sama alumni UNJ,” kata Slamet.
Bandarlampung—Mulai pertengahan Maret 2014, di Lampung mulai beredar media cetak baru dalam bentuk majalah. Majalah yang memfokuskan diri pada dunia pendidikan itu bertajuk Warta Didaktika dan digawangi sejumlah jurnalis, relawan, guru, dan para siswa di Provinsi Lampung.
“Edisi onlinenya juga akan segera diluncurkan. Kami memproyeksikan ini akan menjadi media pendidikan nasional yang diproses dari Lampung. Ratusan kontributor dari berbagai daerah sudah siap mendukung. Umumnya mereka para guru alumni Universitas Negeri Jakarta (UNJ), FKIP Unila, IKIP/FKIP Universitas Sanata Darma Yogyakarta, dan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY),” kata Bagus S. Pribadi, manajer iklan dan pemasaran Warta Didaktika.
Bagus mengatakan, kehadiran majalah Warta Didaktika diharapkan bisa menjadi alternatif pembelajaran jurnalistik bagi para guru dan siswa di sekolah-sekolah di seluruh Indonesia. “Sebab itu, kami tidak hanya fokus menerbitkan majalah, tetapi juga memberikan pelatihan menulis bagi para guru. Kami menyiapkan mentor menulis terbaik di seluruh Indonesia, dari Banda Aceh hingga Papua,” kata dia.
Sunardi, guru SMAN 9 Bandarlampung, mengaku kehadiran media pendidikan saat ini dibutuhkan. Apalagi, kata Sunardi, pemerintah melalui Kemendikbud juga mendorong media literasi di sekolah-sekolah.
“Guru yang mau naik pangkat atau golongan juga harus bisa menulis karya ilmiah. Maka itu, seperti awak Warta Didaktika, saya juga siap berbagi ilmu menulis,” kata salah satu kontributor Warta Didaktika itu.
Sementara cerpenis yang juga guru di sebuah SMP di Jakarta, Slamet Samsoerizal, mengatakan siap menjadi kontributor Warta Didaktika dan berbagi ilmu praktik mengajar. “Kami bahkan siap membuka kantor biro di Jakarta bersama-sama alumni UNJ,” kata Slamet.
0 comments:
Post a Comment