![]() |
Buah kakao (dok) |
Bandarlampung—Pada Maret 2014, ekspor kakao Lampung nol alias tidak ada ekspor sama sekali. Tingginya pajak ekspor, yakni mencapai 10 persen, diduga menjadi penyebab tidak adanya ekspor kakao pada Maret 2014. Padahal, pada Maret 2013 lalu ekspor kakao Lampung mencapai 660,4 ton.
“Memang benar data yang kami peroleh bahwa untuk bulan Maret tahun ini ekspor kakao tidak ada,” kata Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan Provinsi Lampung, Ratna Dewi Umar, Rabu (2/4).
Sementara itu, Ketua Asosiasi Kakao Indonesia (Askindo) Lampung, Hans Saputra, mengatakan pajak ekspor untuk kakao yang mencapai 10 persen sangat memberatkan eksportir. Apalagi, saat ini belum musim panen raya kakao di Lampung.
“Tapi faktor minimnya stok kakao bisa jadi juga menjadi penyebab tidak adanya ekspor kakao dari Lampung,” kata Hans.
Menurut Hans harga kakao di Lampung saat ini mencapai Rp 30 ribu/kg. Namun, tingginya harga kakao itu tidak berdampak bagi para petani kakao maupun eksportir karena saat ini tidak ada stok kakao.
Kakao masih mejadi komoditas unggulan Lampung di samping hasil perkebunan lainnya, seperti kopi, sawit, lada, dan kopra.
Di Lampung, sentra kakao terdapat di Kabupaten Lampung Timur.Di wilayah itu lahan perkebunan kakao seluas 11.000 ha, terdiri atas 4.673 ha tanaman belum menghasilkan, 9.242 ha tanaman produktif, dan 385 ha tanaman nonproduktif. Sementara luas perkebunan kakao di Provinsi Lampung mencapai 39.576 ha dengan rata-rata produksi 20 ribu hingga 26 ribu ton per tahun.
0 comments:
Post a Comment